Situbondo – Proyek rekonstruksi jalan ruas Asramaan-Pedati senilai hampir lima miliar rupiah yang dikerjakan oleh CV. Karunia Jaya, menuai kecaman keras dari gabungan aktivis dan media di Kabupaten Situbondo. Mereka menuding proyek ini sarat dengan kecacatan dan kuat dugaan dikerjakan tanpa mengindahkan standar teknis.
Pengerjaan yang dilakukan secara manual tanpa menggunakan _finisher_ menjadi sorotan utama. Para aktivis menyoroti lambatnya proses pengerjaan yang menyebabkan _hotmix_ menggumpal akibat suhu panas yang berkurang. Kondisi cuaca dingin di lokasi semakin memperparah masalah ini.
“Ini bukan sekadar pekerjaan yang lamban, tapi merupakan kegagalan perencanaan yang nyata,” tegas salah satu aktivis. “Apakah pihak terkait tidak mempertimbangkan efektivitas lokasi untuk pengaspalan sebelum mengajukan proyek?”
Kualitas pekerjaan yang dipertanyakan menjadi kekhawatiran utama. “Bagaimana bisa kita percaya proyek ini akan menghasilkan jalan yang layak jika dikerjakan secara manual tanpa _finisher_?” tanya seorang aktivis. “Kami khawatir anggaran yang digelontorkan hanya akan menghasilkan jalan berlubang dan rawan kerusakan.”
Saat ditanyakan soal gambar acuan pekerjaan, pihak pengawas dari Dinas PUPP justru terkesan menghindar dan tidak dapat menunjukkannya. Padahal, sejumlah dugaan penyimpangan telah ditemukan.
Gabungan aktivis dan media kini tengah mengantongi data dan mengancam akan melaporkan Temuannya jika tidak ada perubahan dalam teknis pekerjaan.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat pemborosan anggaran dan rendahnya kualitas pekerjaan di proyek ini,” tegas salah satu aktivis. “Kami akan terus mengawal dan mendesak agar proses pengerjaan dihentikan sementara hingga standar kualitas dan keamanan terpenuhi.”
Proyek rekonstruksi jalan Asramaan-Pedati kini menjadi sorotan tajam. Publik menanti tindakan nyata dari Dinas PUPP Bidang Binamarga untuk mengevaluasi dan mengawasi proyek ini secara ketat.
Red