JEMBER ,Cakra.or.id – Puncak acara World Cleanup Day Indonesia (WCDI) di Kabupaten Jember telah dilaksanakan di Alun-alun Kecamatan Ambulu. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Jember, Dr. H. Djoko Susanto, MM, pada Minggu, 21 September 2025.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Jember, Dr. Djoko Susanto, SH. MH, memberikan apresiasi tinggi kepada para pelajar, mahasiswa, dan seluruh aktivis peduli lingkungan. Mereka telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam aksi bersih-bersih. Pada Sabtu, 20 September 2025, aksi clean up yang dilaksanakan di Desa Ambulu, Kecamatan Ambulu, ini melibatkan 14 lembaga sekolah dan total 4.671 peserta, termasuk siswa, guru, dan perorangan.
Selain itu, terdapat pula 16 peserta dalam acara happy camp di Alun-alun Ambulu dan 16 anggota core team WCD Jember. Aksi ini berhasil mengumpulkan sampah organik sebanyak 211 kg, sampah anorganik 208 kg, dan residu 259 kg.
Dr. Djoko Susanto lebih lanjut mengungkapkan bahwa selama enam tahun terakhir, WCDI telah berhasil membersihkan total 47.279 ton sampah, melibatkan lebih dari 27.214.980 relawan di seluruh Indonesia.
“Semangat ini terus berkobar di Jember,” ujarnya, menambahkan bahwa WCDI Jember telah membuktikan komitmennya secara nyata dengan mengerahkan 5.706 orang untuk melaksanakan aksi bersih-bersih di seluruh kabupaten.
“Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan dari hati yang peduli dan tangan yang mau bergerak demi mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi anak cucu kita,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Drs. Suprihandoko, MM, melaporkan bahwa pada aksi cleanup tanggal 21 September 2025, hadir sebanyak 849 relawan dari 55 komunitas. Dengan demikian, total partisipan yang terlibat dalam kegiatan *clean up* Jember pada tanggal 20-21 September mencapai 5.706 orang. “Ini sungguh luar biasa, terutama melihat generasi muda yang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan,” ungkapnya.
Suprihandoko mengingatkan bahwa Kabupaten Jember, sebagai kota santri, tentu memahami ajaran agama Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan, yaitu “An-nadhoofatu minal iman” (Kebersihan adalah sebagian dari iman). Ia berpendapat, jika ajaran ini diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak akan ada sampah yang berserakan di pinggir jalan atau dibuang ke sungai dan saluran irigasi pertanian. “Sampah yang kita hasilkan adalah tanggung jawab diri masing-masing, layaknya kita membuang kotoran tubuh yang tidak dilakukan sembarangan,” jelasnya.
Kepala DLH berharap agar anggaran kebersihan dapat terealisasi sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) Nomor 1418 Tahun 2025, yaitu minimal 3% dari total anggaran APBD. “Peran DPRD sangat penting untuk mendorong keberhasilan realisasi anggaran kebersihan ini,” katanya. Selain itu, ia juga mengharapkan peran serta kepala desa dalam menyisihkan anggaran dana desa untuk pemberdayaan masyarakat, seperti pembentukan bank sampah dan pengadaan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). “Jika semua lintas sektoral dapat bersinergi dan berkolaborasi, saya yakin Jember sebagai Kota Adipura dapat kita raih, dan Jember akan menjadi kota yang bersih, indah, dan nyaman,” pungkas Suprihandoko.
Idham