Terjerat Utang Pinjol, 2 PNS di Purworejo Diduga Gadaikan Motor Dinas dan Laptop

PURWOREJO — Dua PNS di lingkungan Pemkab Purworejo, Jawa Tengah, diduga menghilangkan aset daerah, lantaran terjerat utang pinjol dan judi slot. Keduanya diduga mrnggadaikan aset daerah, berupa laptop dan sepeda motor dinas.
Pemeriksaan dua PNS itu dilakukan oleh Tim Adhoc Pemkab Purworejo, bentukan Bupati Agus Bastian. Tim Adhoc tersebut terdiri dari unsur pimpinan langsung (atasan), Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia ( BKPSDM ), dan Inspektorat.
Dua PNS Pemkab Purworejo itu masing-masing W, staf di Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dinpusip) dan S, salah seorang staf di Kecamatan Purworejo.
Kepala BKPSDM Fithri Edhi Nugroho mengungkapkan keduanya saat ini tengah diproses sanksinya, yang mengarah ke kategori sedang berat.
“Untuk staf Dinpusip diduga menyalahgunakan kewenangan terkait dengan aset daerah berupa laptop dan sepeda motor dinas. Sedangkan staf Kecamatan Purworejo juga diduga menghilangkan aset daerah sepeda motor dinas. Barang-barang tersebut diduga digadaikan,” kata Fithri, dihubungi cakra.or.id, Jumat (3/11).
Lebih lanjut Fithri mengatakan, keduanya ddiuga terjerat pinjol, utang piutang, dan judi online (game slot).
“PNS yang diduga terjerat pinjol atau game slot bisa dilihat dari indikatornya. Misalnya tidak berangkat kerja atau sudah tidak masuk kerja cukup lama,” ungkap Fithri.
Selain itu, beber Fithri, dilihat dari presensi yang seharusnya menunjukkan wajah, tapi yang bersangkutan biasanya memotret benda-benda. Seperti papan nama kantor, laptop, meja atau kolong meja.
Sesalkan kurangnya kepedulian pimpinan
Fithri juga menyesalkan banyak pimpinan ASN yang kurang peduli dengan ketidakdisiplinan anak buahnya. Hal itu, papar Fithri, bisa dilihat dari banyaknya anomali data atau ketidaksesuaian data yang terjadi di Kabupaten Purworejo.
“Ada sekitar 3.000 anomali data. Jenisnya antara lain sudah naik pangkat tapi datanya belum berubah. Ada yang pindah kantor, ada yang meninggal, bahkan ada yang sudah pensiun, tapi data kepegawaiannya belum berubah,” jelasnya
Karena itu, Fithri mengimbau, pimpinan ASN untuk lebih peduli kepada kinerja anak buahnya.
“Wistle blower atau tukang semprit biasanya adalah internal mereka. Teman lapor teman (melaporkan temannya yang berkinerja buruk), data pelapor akan kami rahasiakan,” ujar Fithri. (trs)