Purworejo Dilanda Kekeringan, BPBD Droping Air Bersih

BPBD Purworejo droping air bersih di wilayah kekeringan

PURWOREJO – Droping air dilakukan BPBD Kabupaten Purworejo untuk membantu desa-desa yang mengalami dampak kekeringan – Memasuki musim kemarau yang dimulai sejak bulan Juli, sejumlah desa di Kabupaten Purworejo, mengalami kekeringan. Dari data sementara BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Purworejo, ada 11 desa dari 6 kecamatan di Purworejo yang mengalami kekeringan, Rabu (30/8/2023).

Sejak awal Juli, dari BPBD sudah mulai melakukan droping air ke desa-desa yang mengalami kekeringan. Hingga Selasa (29/08/2023), 62 tangki telah didroping BPBD ke 11 desa yang tersebar di 11 kecamatan tersebut.

“Droping air kita lakukan atas permintaan dan dikirim secara terjadwal. Itu semua gratis,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Purworejo, melalui Paryono, Kabid Penyelamatan dan Evakuasi, Rabu (30/08/2023).

Ke 11 desa yang mengalami kekeringan ini, dari wilayah Kecamatan Purworejo (Wonotulus, Sidomulyo, Donorati), Grabag (Rowodadi), Bagelen (Sokoagung, Tlogokotes, Somorejo, Hargorojo), Gebang (Seren), Purwodadi (Karangsari) dan Bayan (Sambeng).

Dengan 3 armada berkapasitas 5000 liter, BPBD bekerjasama dengan PDAM secara terjadwal terus melakukan droping air. Diharapkan, antara pihak desa dengan BPBD terus melakukan koordinasi, agar pendistribusian air bisa berjalan lancar.

Paryono mengungkapkan, ada kemungkinan untuk daerah-daerah yang mengalami kekeringan akan terus bertambah, mengingat musim kemarau diperkirakan akan panjang.

Jika ada desa yang mengalami kekeringan dan ingin mendapatkan bantuan air bersih, Paryono menjelaskan, pihak desa harus mengajukan permohonan ke BPBD. Setelah di disposisi, pihaknya akan melakukan Assesment (pengecekan) terlebih dahulu kepada desa pemohon untuk melihat kesiapan desa tersebut.

“Jadi harus menyediakan tempat penampungan terlebih dahulu,” jelas Paryono, didampingi Didik salah satu staf.

Dihimbau, karena musim kemarau diperkirakan masih panjang, bagi masyarakat agar menggunakan air sebaik-baiknya. Karena sumber air makin menipis, maka untuk penggunaannya seminimal mungkin.

“Jika memungkinkan cari sumber air baru,” jelas Paryono. (Purwanto)

Iklan

error: