YOGYAKARTA — Ini adalah kali kedua Perkumpulan Tosan Aji Lar Gangsir mengadakan Pameran Seni Rupa Keris dalam Gambar. Setelah tahun lalu diadakan di basecamp Lar Gangsir, Omah Dhuwung, Cangkringan Sleman, maka tahun ini dihelat di Grha Keris Yogyakarta yang berada di jantung kota Yogyakarta. Grha keris sendiri adalah ruang persemaian perkerisan Yogyakarta yang telah diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X pada Agustus tahun lalu.

Ruang budaya semacam ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah daerah yang diampu oleh Dinas Kebudayaan terhadap laju perkembangan keris di Yogyakarta. Pameran ini diikuti 20 perupa yang memiliki persinggungan khas terhadap keris. Terdapat 26 karya rupa yang dipamerkan berupa drawing, lukisan dan digital print dengan berbagai media seperti kanvas, kaca, logam dan kertas.

Selain itu, juga dipamerkan sejumlah 39 bilah keris dari berbagai macam dhapur (bentuk). Mulai dari keris lurus sejumlah 12 dhapur, luk 3 sejumlah 3 dhapur, luk 5 sejumlah 7 varian dhapur, luk 7 sejumlah 3 varian dhapur, luk 9 sejumlah 5 varian dhapur, luk 11 sejumlah 3 varian dhapur, luk 13 sejumlah 5 varian dhapur.

Sedangkan mengenai tangguh secara umum terwakili oleh keris Jawa Mataraman, Majapahit, Bali, Pajajaran, Cirebon, Blambangan, Madura dan Era Baru . Keris keris tersebut merupakan koleksi dari anggota Lar Gangsir sendiri dan kolektor keris di Yogyakarta. Keragaman bentuk bilah, warangka dan asesoris yang tersemat dalam bilah bilah yang dipamerkan menunjukkan kekayaan artistik bangsa kita.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa keris sebagai warisan budaya memiliki banyak aspek yang masih perlu terus dikaji serta dihayati oleh masyarakat pendukungnya. Sebagai produk budaya yang telah melintasi berbagai jaman, tentu keris telah melalui proses perkembangan yang panjang dan kompleks hingga mencapai ujudnya yang sekarang. Dalam berbagai aspeknya, keris telah mengalami perubahan demi perubahan secara evolutif, sesuai dengan dinamika jaman yang dilaluinya.

Aspek-aspek tersebut di antaranya adalah aspek budaya, yaitu nilai-nilai etika serta moral yang terkandung di dalam elemenelemen bentuknya, aspek estetik, yaitu keindahannya sebagai karya seni, aspek historik serta aspek spiritual.

Berbagai studi dan kajian telah dilakukan oleh para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam dan komprehensif, terkait dengan keberadaan tosan aji khususnya keris, agar dapat lebih dipahami oleh generasi sekarang dan yang akan datang. Berbagai kajian telah dilakukan dari berbagai bidang ilmu, antara lain dari sisi kesejarahannya, filosofi serta teknologi pembuatannya.

Dari sisi yang berbeda, seniman perupa memiliki kepekaan di dalam memaknai keris sebagai benda budaya dengan berbagai kompleksitasnya. Dengan kepekaan visualnya, seniman perupa dapat melakukan “analisis” atas gejala-gejala bentuk yang ditemuinya pada keris, atau bahkan melahirkan bentuk-bentuk baru sebagai alternatif pengembangannya. Keris, dalam hal ini bisa menjadi sumber gagasan bagi para perupa di dalam proses kreatifnya, bukan hanya secara estetik tetapi juga melalui berbagai spektrum sesuai dengan persepsi, pengetahuan, pengalaman, bahkan imajinasi masing-masing.

Dari karya-karya perupa ini kita akan dapat melihat bagaimana seniman perupa melihat serta menafsirkan berbagai pesan serta nilai-nilai yang terdapat di dalam keris, ke dalam karya seni rupa.

Pembukaan pameran dilakukan pada hari Jumat, 16 Juni 2023, jam 15.00 oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak Cahyo Widayat, S. H., M. Si. Ruang diskusi menjadi penting untuk turut mewarnai wacana keris hari ini. Diskusi akan diselenggarakan setelah pembukaan pameran bertema nunggak semi dengan judul pameran yaitu Tafsir Visual Keris dalam Gambar. Dalam diskusi tersebut pembahasan mengenai paradigma keris dan konstelasinya dalam dunia seni rupa hingga ruang ruang kreatif baru dalam memaknai keris masa kini. Melengkapi pameran ini, juga digelar Bursa Tosan Aji yang diikuti oleh pebursa dari berbagai wilayah di Yogyakarta. Kegiatan bursa keris saat ini adalah salah satu bentuk penopang ekonomi kreatif berlatar budaya yang penting bagi keberlangsungan hidup keris dan tosan aji, kini dan nanti.

Harapannya dengan pameran ini wujud kerjasama antara komunitas keris, pemangku kebijakan, dan masyarakat umum akan selalu sinergis. Lalu, cara pandang masyarakat perkerisan sendiri akan menjadi semakin luas sehingga berdampak pada keterbukaan dan akhirnya keris mampu diterima oleh berbagai macam lapisan masyarakat saat ini.
Yogyakarta, 15 Juni 2023 Perkumpulan Tosan Aji Largangsir

Reporter Eko Maarwanto

Iklan

error: