Ganjar Ajak Kades se-Jateng Kejar Target Penurunan Kemiskinan Ekstrem

SEMARANG – Penuntasan pengentasan angka kemiskinan ekstrem jadi salah satu konsentrasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di akhir masa jabatannya. Untuk mengejar penurunan angka kemiskinan tersebut, Ganjar mengajak seluruh kepala desa (kades) di Jateng untuk sama-sama bekerja sungguh-sungguh.
Menurut Ganjar, kades menjadi ujung tombak dalam upaya penurunan kemiskinan ekstrem. Peran mereka sangat penting , mulai dari pendataan hingga memastikan berbagai program penganangan dan anggaran tepat sasaran
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
“Karena saya dan Gus Yasin (Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, Red) sudah berada pada waktu-waktu akhir masa jabatan sampai September, maka masih ada PR yang mesti kita kerjakan,” ucap Ganjar di sela-sela Sarasehan Kepala Desa se-Jawa Tengah dengan tema Gotong Royong Membangun Kemandirian Desa di GOR Jatidiri, Semarang, Senin (5/6). Sarasehan itu diikuti 15 ribu kepala desa, sekretaris desa, dan perangkat desa.
Selain mengejar target penurunan angka kemiskinan ekstrem, Ganjar juga mengingatkan para kades soal angka stunting yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
Diakui gubernur dua periode itu, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kenaikan angka kemiskinan dan masalah lain di masyarakat. Untuk itu, di momen kebangkitan dan pemulihan ini diharapkan bisa menjadi batu loncatan untuk menyelesaikan persoalan.
“Kita nggak boleh menyerah. Waktu pendek inilah dengan teman-teman kades kita ajak untuk kita bekerja sama melakukan sebuah percepatan,” tegas Ganjar.
Soal anggaran, Ganjar pun memastikan komitmen kuatnya. Sejak 2013 hingga akhir 2023 telah gelontorkan lebih dari Rp 8 triliun bantuan keuangan untuk desa. Adapun pada 2023, total bantuan keuangan desa yang dikucurkan sekitar Rp 1,9 triliun.
“Kami kepengin pengelolaannya satu, governance, tidak dikorupsi. Dua, kualitasnya bagus ya. Tiga, bermanfaat untuk menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat,” ucapnya.
Ganjar memberikan contoh keberhasilan Desa Sepakung. Berkat kreativitasnya dalam pengelolaan desa, Desa Sepakung kini menjadi desa digital.
“Mereka yang dulu betul-betul desa yang tidak ada internet, karena kreativitas desanya dia beli bandwith dari provider, kemudian dikelola oleh BUMDes, kemudian dijual kepada masyarakat. Dan hari ini luar biasa, perkembangan bagus, wisatawan datang banyak sekali. Ini salah satu contoh,” tuturnya.
Ganjar juga mengatakan, akan kembali melakukan live in untuk memantau dan berinteraksi langsung dengan warga. Harapannya, masalah yang ditangani lebih tepat sasaran.
“Makanya hari ini kita kumpulkan kawan-kawan kades, ini waktunya. Saya mau kejar, mohon kerja samanya. Mohon bantuannya untuk kita coba dorong,” tegasnya.
Di sisi lain, Ganjar juga berharap para kades dan perangkat desa memerhatikan manajemen keuangan di masing-masing pemerintah desa. Apalagi, pada penerimaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan catatan soal pekerjaan administratif.
“Mudah-mudahan tidak ada yang keliru. Meski Alhamdulillah sekarang sudah 70 persen lebih selesai, tinggal sedikit kurang, sekitar 21 persen yang akan kita kejar. Dan kita kumpulkan kawan-kawan kades untuk segera membereskan,” tandas Ganjar. (trs)