FGD “Let’s Keep Jember Clean”: Aksi Nyata Pelajar dan Aktivis Lingkungan untuk Jember Bebas Sampah

Redaksi

JEMBER Cakra.or.id – Setiap tanggal 20 September, World Cleanup Day Indonesia (WCDI) menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang krisis sampah. Di Jember, peringatan WCDI tahun 2025 dimeriahkan dengan sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Alun-alun Kecamatan Ambulu.

 

Acara yang mengusung tema “Let’s Keep Jember Clean” ini berhasil mengumpulkan ribuan pelajar, mahasiswa, dan aktivis lingkungan dalam satu forum.

 

Ketua WCDI Jember, Parmuji, menekankan bahwa peringatan WCDI tidak hanya sekadar aksi bersih-bersih, tetapi juga upaya edukasi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pesan kuat kepada para peserta yang sebagian besar adalah generasi muda.

 

“Kalian semua adalah calon pemimpin. Jangan lupa untuk peduli lingkungan karena kita hidup di bumi ini bersama makhluk lain,” ujarnya, mengingatkan bahwa kelestarian alam adalah tanggung jawab bersama.

 

Acara ini dihadiri oleh total 5.570 peserta, yang terdiri dari siswa dan guru dari 14 lembaga sekolah serta anggota dari 55 komunitas peduli lingkungan. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap isu lingkungan, yang menjadi modal penting untuk mewujudkan Jember bersih.

Pada sesi diskusi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember, Drs. Suprihandoko, memaparkan beberapa langkah strategis yang akan diambil pemerintah. Ia menyebutkan adanya usulan instruksi bupati untuk memastikan setiap desa memiliki satu bank sampah pada tahun 2026.

 

Selain itu, setiap desa juga akan didorong untuk memiliki TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle). Dengan adanya fasilitas ini, sampah yang dikirim ke TPA hanya berupa residu, mengurangi beban penumpukan sampah secara signifikan.

 

Suprihandoko juga menambahkan bahwa untuk mengatasi masalah kebersihan, diperlukan alokasi anggaran minimal 3% dari APBD, sesuai dengan SK KemenLHK No. 1418 Tahun 2025.

Baca juga
Minim Pengawasan, Kecamatan Sambong Jadi Ladang Empuk Pengusaha Kafe Karaoke dan Penjual Miras

 

Ia mengakui keterbatasan tenaga kebersihan DLH yang hanya berjumlah 320 orang, sehingga peran aktif masyarakat sangat diperlukan. “Mari kita bersama-sama melakukan edukasi agar sampah tidak dibuang sembarangan,” ajaknya.

 

Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Jember, Fenny Purwaningsih, menyatakan dukungan penuhnya terhadap kegiatan positif ini. Ia menjelaskan bahwa DPRD telah mengesahkan Perda No. 02 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Sampah, yang menegaskan bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama.

 

“Tanamkan dalam diri kita: ‘Sampahmu, Tanggung Jawabmu’,” tegas Fenny. Ia optimis, dengan kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan masyarakat, Jember bisa meraih penghargaan Adipura.

 

Dampak Nyata dari Kebiasaan Buruk

Dalam diskusi, Plt Camat Ambulu, Hanifah, mengingatkan para peserta tentang dampak nyata dari kebiasaan buruk membuang sampah. Ia menjelaskan bahwa seringnya terjadi banjir di wilayahnya disebabkan oleh sampah yang menyumbat selokan.

 

“Musibah yang terjadi pada diri kita bisa juga akibat perbuatan kita,” ujar Hanifah, sambil mencontohkan kebiasaan membuang popok sembarangan yang dapat mencemari lingkungan. Ia mengajak semua pihak untuk mengelola sampah dengan baik agar tidak menimbulkan bencana.

 

Acara FGD ini ditutup dengan pemberian piagam penghargaan kepada lembaga sekolah peraih Adiwiyata, aktivis peduli lingkungan, dan media yang mendukung kegiatan ini. Momen ini sekaligus menjadi simbol pengakuan atas peran penting mereka dalam mewujudkan Jember yang lebih bersih dan sehat.

Penulis: IdhamEditor: Red