Balutan Doa Semua Lintas dalam Larungan Agung Nusantara di Pantai Pelangi

Larungan Agung Nusantara di Pantai Pelangi Dusun Grogol IX, Parangtritis, Bantul (Eko Marwanto/cakra.or.id)

BANTUL – Sebuah agenda bertajuk LARUNGAN AGUNG NUSANTARA yang mengemas Doa Kebangsaan Lintas Tradisi – Lintas Religiusitas – Lintas Suku Bangsa, sukses dilaksanakan pada
Minggu 30 Juli 2023, jam 15.00 WIB – selesai di Pantai Pelangi, Dusun Grogol lX, Desa Parangtritis, Kapenewon Bantul, D.I. Yogyakarta,atau tepatnya berjarak
1 km sebelah barat Pantai Parangkusuma

Tema Kegiatan “WUJUD BAKTI JIWA-JIWA MURNI KEPADA IBU PERTIWI”

Tito Pangethiadji, selaku Ketua Bidang Budaya, Tradisi dan Seni Forum Komunikasi Perjuangan Rakyat Nusantara (FKPRN), sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara menyampaikan kepada awak media menjelaskan acara ini adalah sebuah ruang kepedulian masyarakat adat, tradisi dan seni Indonesia untuk mewujudkan Trigatra Prana, yaitu kedaulatan nasional, kedaulatan budaya, kedaulatan hidup.

Trigatra Prana adalah tiga (3) haluan besar FKPRN sebagai wujud dukungan dan kepedulian masyarakat Indonesia yang tergabung dalam forum ini kepada pemerintah Republik Indonesia, tiga haluan besar tersebut adalah :
1. Kedaulatan Nasional adalah kedaulatan wilayah dalam satu kesatuan yang utuh sehingga stabilitas nasional dan keamanan nasional sangat nyata dirasakan oleh rakyat secara keseluruhan. Butuh kekuatan pemeritah, kekuatan rakyat dan kekuatan semesta untuk merawat, menjaga dan melindungi kawasan seluas Indonesia Raya.
2. Indonesia adalah keajaiban dunia, Badan Pusat Statistik di tahun 2010 menyebut ada 1.331 kelompok suku di Indonesia. Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud 2010, telah memetakan dan memverivikasi 652 bahasa daerah yang berbeda. Hal ini menunjukkan kekayaan keragaman, kekayaan tradisi dan kekayaan identitas yang harus diakui keberadaan, dilindungi eksistensinya, dikembangkan potensinya dan dijaga kelestariannya.
3. Kedaulatan Hidup adalah suatu kondisi dimana setiap warga negara berhak mendapatkan jaminan perlindungan hukum dan memiliki keleluasaan menentukan hidupnya didalam berekonomi, berpolitik, bersosial budaya, dan pertahanan keamanan negara. Baik secara pribadi dan berkelompok selama tidak berlawanan dengan hukum negara.

“Aksi Bakti kepada pada ibu pertiwi adalah sebuah respon alamiah sebagai warga negara, baik secara perorangan dan atau berkelompok. Salah satu perilaku atau perbuatan yang bisa dilakukan sebagai wujud bakti kepada Ibu pertiwi adalah dengan bermunajat, berdoa sepenuh hati kepada Tuhan didasari hati yang hening dan pikiran yang bersih untuk mencapai suatu kondisi yang diharapkan bersama,” tambah Tito Pangesthiadji.

Larungan adalah suatu upacara suci yang memuat kandungan:
Puji-puja syukur, keselarasan (harmonisasi) alam semesta, intropspeksi, pengakuan dari berbagai kesalahan (taubat) serta ungkapan syukur kepada Hyang Esa Tunggal, agar :
1. Negara Republik Indonesia dijauhkan dari segala bentuk niat durjana, niat jahat, rekayasa konflik, pelemahan sejarah, narkoba dan dijauhkan dari berbagai bentuk bencana alam.
2. Ungkapan rasa terima kasih kepada Ibu Pertiwi yang menghidupi dan menghidupkan kehidupan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, sekaligus melarung Hangkara Murka didalam diri manusia supaya kembali menjadi manusia-manusia yang selalu bersimpuh, bersandar dan mengandalkan diri kepada Hyang Esa Tunggal.

Sementara di tempat terpisah, Eko Marwanto sebagai Sekjen FKPRN menyampaikan, “Karena Acara ini dilaksanakan di Yogyakarta maka membumi dengan kearifan lokal Yogyakarta dengan kekentalan Tradisi Larung Sesaji. Bila pada kesempatan berikutnya dilaksanakan di tempat lain, tentunya kegiatan ini akan membumi dengan kearifan lokal (tradisi) setempat.”

Upacara Larung Sejaji ini sebagai wujud sembah bakti kepada Hyang Esa tunggal dan Ibu Pertiwi sekaligus sebagai upacara pembersihan diri dari berbagai kekotoran jiwani dan kekotoran ragawi. Acara ini juga sebagai perenungan atas situasi nasional :
1. Supaya stabilitas nasional dan keamanan nasional terjaga dan dijauhkan dari ancaman/ rong-rongan dari dalam dan luar negeri dan juga dijauhkan dari bencana alam.
2. Para pemimpin Negara Republik Indonesia diberi kesehatan raga dan jiwa sehingga dapat menjalankan roda pemerintah untuk mesejahterakakan rakyat Indonesia.
3. Kebijakan-kebijakan politik baik kedalam dan keluar negeri berdasarkan kepentingan warga negara.

Susunan Acara
1. Doa kebangsaan, lintas suku, lintas tradisi & lintas religiusitas
2. Ritus Surya Sakethi
3. Tari Kontenporer ritus
4. Painting in lokation Jedink Alexander
5. Larungan Agung Nusantara
6. Teaterikal ritus
7. Teaterikal ritus

Segenap Panitia penyelenggara menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :
1. Dinas Kebudayaan DIY
2. Para Tamu Undangan
3. Para Pemuka Agama
4. Para Sesepuh Penghayat
5. Kepercayaan Kepada Tuhan Yang
Maha Esa ( maaf tidak bisa saya
sebutkan satu – persatu )

Panitia juga menghaturkan beribu terima kasih kepada :
1. Forum Komunikasi Perjuangan Rakyat Nusantara
2. Pamong Desa setempat dan masyarakat
3. Pengelola area konservasi penyu Pantai Pelangi
4. YPK Rajawali Mas
5. Padepokan Bantala Linuwih
6. Surya Budaya Nusantara
7. Ritus Surya Sakethi
8. Omah Terapi Giling Cakrabhumi
9. Generasi Anti Narkoba (GAN)
10. Padepokan Rasa Ismaya
11. Kabar Ekspres
12. Cakra.or.id
13. Road Brothers
14. Kadang Karahayon
15. Paguyuban Seniman Tradisi DIY
16. Jedink Production
17. Asosiasi Pertunjukan Seni Tradisi Nusantara

(Reporter : Eko Marwanto)

Iklan

error: